Rabu, 22 Februari 2012

SEJARAH PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW.

Sudah menjadi suatu adat dan tradisi bagi sebagian kaum muslimin di beberapa negara untuk merayakan hari kelahiran nabi muhammad atau yang lebih kita kenal dengan istilah maulid nabi, namun apakah mereka mengetahui kapan, dimana, dan siapa pencetus perayaan ini? Berikut ini kutipan sejarah asal usul perayaan maulid Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wassalam.
Ada berapa versi dalam sejarah yang menciritakan awal mula dan asal usul maulid nabi diantaranya :
Sebagaimana yang berkembang dalam masyarakat akademis sejarah sampai sekarang bahwa sejarah pertama kali dikenalkannya maulid nabi adalah oleh Mudzofar Abu said Al-Qokbury seorang gubernur irbil di iraq pada masa pemerintahan shalahuddin al-ayyuby (1138-113) sekitar tahun 1630H ada pula yang berpendapat bahwa peringatan maulid nabi dari Sultan shalahudin Al-ayyuby itu sendiri, dengan tujuan untuk membangkitkan kecintaannya kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam serta untuk meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang mana mereka pada saat itu sedang terlibat dalam perang salib melawan pasukan kristen eropa dalam upaya untuk memperebutkan kota Yerussalem. Seperti yang dimuat pada kabarindonesia.com
Dan seperti yang diceritakan oleh suekarno (presiden indonesia pertama) dalam pidatonya pada peringatan maulid nabi muhammad di stadion glora bung karno senayan, 6 agustus 1963 dia bertutur “sore-sore saya dibawa oleh presiden Suriah Sukri Alkuwatly ke makam Shalahuddin lantas presiden kuwaitly bertanya pada saya “apakah anda tahu siapa yang dimakamkan disini?” saya berkata saya tahu of course I know this is shalahuddin the great warior, kataku lalu berkata presiden kuwaitly tetapi ada jasa shalahuddin yang barangkali presiden suekarno belum mengetahuinya “what is that? Saya bertanya, jawab presiden Kuwaitly Shalahuddin inilah yang mengobarkan api semangat islam, api perjuangan islam dengan cara memerintahkan kepada umat islam supaya pada setiap tahun diadakan peringatan maulid nabi. Jadi sejak shalahuddin tiap tahun umat islam memperingati maulid nabi ini, Shalahuddin pergunakan untuk membangkitkan semangat islam, sebab pada waktu itu umat islam sedang berjuang mempertahankan diri terhadap serangan-serangan dari luar pada perang salib.
Syaikh Ali Mahfuds (beliau adalah salah seorang ulama al-azhar) dalam kitabnya Al-Ibda’fi manadhiril ibtida beliau menerangkan bahwa awal mula dirayakannya maulid nabi adalah pada khalifah bani fathimiyyah di kairo (ibu kota mesir) pada abad empat hijriyah, yang mana mereka merayakan enam maulid, yaitu maulid nabi, maulid imam ali, maulid Sayyidah Fathimah Azzahro kemudian maulid hasan dan husain dan maulid para khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu, perayaan ini terus berlangsung dalam berbagai bentuknya sampai pada zaman pemerintahan Al-Hakim Biamrillah pada tahun 1514 Hijriyah, setelah semua orang hampir melupakannya, dan seperti yang disebutkan oleh Abul Abbas Al-Qalqa-Al-A’sya ia menyebutkan bahwa ahli sejarah tidak mendapati adanya seseorang yang menyambut maulid nabi sebelum kerajaan fathimiyyah di Mesir yang menyambut dengan sambutan yang besar, mereka banyak membuat manisan dan mengedarkannya yang mereka buat khusus dalam rangka penyambutan hari maulid nabi.
Ibnu Al-Athir dalam kitabnya Al-Kamil menyebutkan bahwa fathimiyyun (para khalifah bani fathimiyyah) juga menyambut beberapa maulid (hari kelahiran) ahlul bait dan mereka juga menyambut hari kelahiran Al-Masih (seperti halnya penganut agama Nasrani) seperti yang dikatakan Al-Ma’riziy kemudian penyambutan maulid maulid terhenti pada tahun 488 H, karena khalifah Al-Mu’tali Billah pada saat itu mengangkat menteri Al-Afdhal Bin Amir Al-Juyusy yang mana beliau tidak pernah menyelisihi ahlu sunnah.
Itulah sekilas sejarah awal mula diperingatinya maulid nabi, akan tetapi sekilas kita tangkap dari beberapa sumber di atas sepertinya mereka berbeda pendapat dalam menentukan awal mula diperingatinya maulid nabi, seorang ahli sejarah menyebutkan bahwa sumber di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan pendapat, seperti pendapat pertama yang menyebutkan bahwa awal mula dirayakannya pada zaman Mudhofar seorang gubernur Irbil pada masa Sultan Shalahudin, kemudian dalam pendapat kedua disebutkan bahwa awal mula dirayakannya maulid nabi pada masa Shalahudin itu sendiri maka di sini tidak ada perbedaan pendapat, karena mereka hidup di satu masa hanya saja mereka berbeda tempat tinggal, kemudian kita melihat pada pendapat yang ketiga yang menyebutkannya awal mula dirayakannya maulid nabi adalah pada masa khlifah Fathimiyyah di Mesir. Sekilas kita lihat ada perbedaan pendapat di sini tapi pada dasarnya tidak hanya saja Shalahudin dan Mudhofar gubernurnya mereka melanjutkan adat dan kebiasaan yang diwariskan oleh khalifah bani Fathimiyyah, seperti perkataan Abul Abbas Alqal-Qasyandi berikut ini: “ketika daulah Al-Azyubiyyah berkuasa semua kesan kesan dari daulah Fathimiyyah dihapuskan kecuali majlis majlis maulid nabi kesan ini dilanjutkan oleh beberapa keluarga yang kemudian menjadi resmi kembali di kota Irbil ketika Mudzaffar menjabat gubernur di sana, wallahu a’lam.
Dtulis kembali oleh : Ogi Reza Pratama dari Diah Zuwidatul Khusna
Sumber tulisan surat kabar harian “Radar Tegal” (22 Februari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar